Monday, November 2, 2009

Gerakan Mahasiswa Indonesia

MENGENAL GERAKAN MAHASISWA SEBUAH FAKTA HISTORIS

Peranan dan posisi strategi pemuda dan mahasiswa dalam proses perubahan setiap bangsa selalu menentukan dalam konteks jamannya. Pembuktian sejarah gerakan mahasiswa Indonesia tidak pernah terlepas dalam orientasi dan tindakan politiknya, benar-benar mengarah dan dilatarbelakangi pada persoalan-persoalan dasar dan kebutuhan struktural rakyat Indonesia. Dan tidak dapat dipungkiri gerakan mahasiswa tidak terlepas dari pengaruh : perang-perang heroik didalam maupun diluar negeri, penyebaran ideologi liberalisme, nasionalisme, komunisme, sosial demokrat, dan islam. Maka secara singkat dibawah ini kita dapat memulai pembabakan Gerakan Mahasiswa menurut sejarahnya.

MASA PENJAJAHAN BELANDA

Lahirnya Budi Oetomo.
Berawal dari akhir tahun 1907 siswa STOVIA yang diprakarsai Soetomo dan Soeradji mengundang Dr. Wahidin untuk mengemukakan gagasan dan cita-citanya didepan para siswa STOVIA. Ternyata mereka tergugah dari diskusi semangat dokter pensiunan itu yang sudah lama diperjuangkan oleh Wahidin. Dimana gagasan tersebut menemukan titik perwujudannya ketika para siswa itu sepakat untuk membentuk organisasi sesuai dengan keinginan dan cita-cita yang diperjuangkan oleh wahidin. Akhirnya pada hari minggu tanggal 20 Mei 1908 di aula STOVIA di Jakarta diumumkan berdirinya organisasi tersebut dengan nama Budi Oetomo dan Soetomo terpilih sebagai ketua. Yang membuat organisasi ini penting adalah bahwa Budi Oetomo organisasi Indonesia pertama yang mengikuti garis-garis barat. Dimana perkembangan luar negeri diantaranya muncul Pan Islamisme menyusul gerakan Turki Muda (1880-1902), reformasi Kwang Ju Dfi Cina menjelang abad 21, dan kemengan Jepang atas Rusia, membawa inspirasi sekaligus motivasi untuk memulai memikirkan nasib rakyat jawa yang terus “tertidur” dan jauh tertinggal dan karena itu harus diupayakan untuk bangkitnya “bangsa jawa” dalam menyongsong peradaban baru yang ditandai oleh berbagai peristiwa diatas. Namun dan orientasi dan tindakannya organisasi ini dinilai terbatas pada perannya bersifat “kebudayaan” dan bukan bersifat “politik”. Gerakan Budi Oetomo bukan dalam rangka konsep mahasiswa namun pemuda dan belum mempunyai konsep nasionalisme yang jelas (kedaerahan)- Ia menjelmakan kemajuan suatu kelompok kebudayaan tertentu (jawa)- dan pada tahap awalnya ia tidak berpretensi untuk membangun suatu bangsa. Organisasi- organisasi yang muncul kemudian adalah juga organisasi kepemudaan dan kedaerahan. (jong sumatera, jong Batak, Jong Ambon, Jong Minahasa dll) dan kurang berorientasi Indonesia.

Perhimpunan Indonesia

Perang Dunia I (1914-1918) membangkitkan kesadaraan dikalangan bangsa-bangsa penjajah tentang Hak Azasi Manusia, Hak Kemerdekaan dan Kebebasan Bangsa-bangsa, Hak Demokrasi dan lain sebagainya. Dampak dari perdamaian Perang Dunia I muncullah di barat-negara-negara nasion sebagai Hak penentuan nasib sendiri yang juga berfungsi sebagai dasar penentuan peta baru Eropa sehabis Perang Dunia I menimbulakan dampak Nasionalisme serta memicu gerakan nasionalisme didaerah jajahan dimana-mana. Dalam perubahan wawasan dan muncullnya kesadaran baru itulah Ikatan Pelajar Indonesia (mahasiswa) yang didirikan tahun 1917 melebur diri menjadi Perhimpoenan Indonesia pada januari tahun 1930, menjadi satu yayasan diamana salah satu tujuan utamanya menghidupkan dan memecahkan persoalan-persoalan sosial di Indonesia, yang mencakup para pelajar dari Indonesia yang tinggal di Netherland. Yang menjadi anggota ialah orang Indonesia pribumi, keturunan cina dari Indonesia, orang Indo yang bekerja di Indonesia dan sebagainya.
Perhimpunan Indonesia telah mengekspresikan muncullnya kesadaran kolktive, dan sekaligus ditemukan identitas kelompok. Perhimpunan Indonesia yang semula bernama INDISCHE VEREENIGING, sejak awal tahun 1920-an berubah dari organisasi yang bersifat sosial menjadi suatu organisasi politik yang semakin radikal. Perhimpunan Indonesia adalah organisasi yang pertama sekali merumuskan konsepsi nasionalisme secara jelas dan rinci (MANIFESTO POLITIK), yang kemudian menjadi acuan bagi berbagai gerakan nasionalis di Indonesia sejak tahun 1920-an. Pernyataan dasar (Manifesto Politik PI) waktu itu ialah :
1. Hanyalah Indonesia yang bersatu mengenyampingkan perbedaan yang mampu mematahkan kekuatan penguasa yang menjajah. Tujuan bersama adalah pembebasan Indonesia berdasarkan pada kesadaran dan bertumpu pada kekuatan aksi massa Nasionalistis.
2. Dalam setiap masalah tata negara kolonial yang mendominasi ialah perlawanan kepentingan antara penjajah dengan yang dijajah.
3. Keikutsertaan semua lapisan masyarakat dalam perjuangan pembebasan yang mendominasi dalam perjuangan itu ialah berlawanannya kepentingan yang menjajah dan yang dijajah.
Perlu dicata bahwa dalam manifesto itu sangat ditekankan pokok-pokok antara lain : ide kesatuan atau ideologi kesatuan dan prinsip demokrasi dan disusul dalam sebuah program kerja terutama dalam melancarkan propaganda secar intensif dasar-dasar tersebut, khususnya di Indonesia, menarik perhatian dunia Internasional terhadap Indonesia dan meningkatkan perhatian anggota terhadap persoalan internasional.
Perkembangan selanjutnya kebijakan pe4merintah kolonial yang represif setelah pemberontakan PKI 1926 dan 1927 dalam pemogokan buruh dan petani sangat menentukan karakter pergerakan bangsa indonesia, yaitu melumpuhkan gerakan nasional,maka muncullah altenative Kelompok Study ( study club ) dan Algemenne Studye Club yang mempelajari kondisi dan persoalan konkrit yang berhubungan dengan rakyat, kemudian melakukan ceramah-ceramah dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya,pendidikan politik seperti arti pergerakan kepartaian dan sebagainya. Disamping membuat media propaganda dalam bentuk brosur, pamflet atau surat kabar dan majalah. Dalam merespon perubahan politik dalam situasi kesulitan meleburkan diri kadalam partai politik yang ada para anggota PKI sepakat membentuk berbagai kelompok study terutama di kota besar yaitu : Jakarta, Bandung, Surabaya,. Inilah sebagai cikal bakal membentuk partai yang disponsori oleh para tokoh nasionalis muda untuk mencari dan memperluas peranan politik dan kebutuhan akan sastu partai. Kelompok Study Indonesia di Surabaya berubah menjadi Partai Bangsa Indonesia ( PBI ) pada tanggal 11 November 1930.Kelompok Study Umum di Bandung berubah jadi Partai Nasional Indonesia pada tanggal 4 Judli 1927. Dari kronologis ini dapat kita simpulkan bahwa kondisi politic ekonomi pada saat itu politik kolonial yang semakin represif, yang kemudian berubah menjadi liberal karena perubahan ekonomi dunia dan Belanda-menstimulus kondisi studie club menjadi sebuah partai.



MASA PENJAJAHAN JEPANG

Penduduk jepangmerrupakan faktor yang menentukan dalam perubahan keseimbangan kekuatan serta arah perkembangan poitik di indonesia pada masa setelah perang. Nampak terlihat terhadap pembentukan negara pada masa perang melawan Belanda dan muncullya generaasi kepemimpinan baru didalam politik bangsa. Namun yang prlu penekanan disini adalah peranan kaum pemuda dan mahasiswa didalam revolusi Indonesia yang menjadi penting karena potensinya dibangkitakan dan didorong didalam kebijakan Jepang yang melakukan indoktrinasi dan mobilisasi sehingga terbentuk cara hidup yang radikal dan militan. Dalam rangka memperlancar pelaksanaan kebijakan mereka diwilayah pendudukan jepang, pemerintah fasisme militer Jepang memberikan perhatian besar tentang bagaimana “menyita hati rakyat” dan bagaimana “mengindoktrinasi dan menjinakkan mereka”. Mereka beranggapan bahwa perlu memobilisasikan seluruh masyarakat dan membawa sepenuhnya mentalitas rakyat Indonesia menuju kesesuaian dengan ideologi Jepang tentang Lingkunagn Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Mereka berpikir bahwa orang Indonesia harus dibentuk kedalam pola tingkah laku can cara berpikir jepang. Dan propaganda sejak awal pendudukan merupakan kewajiban pokok dari pemerintahan militer. Maka dibentuklah Departemen Propaganda (sendenbu) yang bertanggung jawab atas propaganda serta informasi yang menyangkut pemerintahan sipil (ditujukan kepada penduduk sipil Indonesia).

Untuk melaksanakan skema propaganda ini kedalam opersi, digunakan berbagai media seperti surat kabar, pamflet, buku, poster, foto, siaran radio, pameran, pidato, drama, seni pertunjukan tradisional, musik dan film. Salah satu yang terutama sangat dipromosikan ialah film, seni panggung, pertunjukan kerts dan musik. Karena ini yang efektif bagi penduduk desa yang kebanyakan tidak berpendidikan dan buta huruf. Biasanya film yang dipertunjukan dibagi dalam berbagai kategori yaitu : film yang menekankan persahabatan antara bangsa jepang dan bangsa-bangsa Asia serta peran pengajaran Jepang : film yang mendorong pemujaan patriotisme dan pengabdian terhadap bangsa : film yang menekankan kekuatan militer jepang : film yang menekankan kejahatan bangsa barat :film yang menekankan peningkatan produksi, dll. Ruang yang ada untuk gerakan mahasiswa pada masa ini sangatlah singkat selama pendudukan Jepang kurang lebih 3 tahun sampai pada pasca kemerdekaan tahun ’45 namun yang pasti semua organisasi pemuda yang dad dibubarkan dan semua pemuda dimasukkan kedalam organisasi-organisasi sosial-politik yang baru yaitu : Seinendan (Barisan Pemuda Indonesia), Keibodan (organisasi keamanan), Hokokai (Himpunan Kebaktian Raya), PETA (Pembela Tanah Air) untuk didik dan dimobilisasi demi upaya perang (fasis Jepang).
Strategi yang diambil oleh kaum pergerakan pada waktu itu ialah melakukan aksi/ gerakan bawah tanah dengan rapat-rapat gelap, penyebaran pamflet, buku, brosur. Tindakan ini diambil terpaksa kejamnya militer Jepang dalam mengawasi gerak-gerik kaum pergerakan nasional pada waktu itu. Disamping itu juga masa ini adalah masa muncullnya generasi muda yang dikemudian hari memainkan peranan yang sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia yaitu Chairul Saleh, Soekarno, dll.yang menempatkan mereka dalam perbedaan-perbedaan strategi dengan generasi tua dalam memenangkan perang dengan fasis militer Jepang dalam revolusi kemerdekaan republik Indonesia (peristiwa Rengasdongklok). Aksi bawah tanah ini dikombinasikan dengan gerakan-gerakan formal Soekarno yang merupakan salah satu solusi alternatif terhadap perlawanan fasis militer, yang bagi kaum muda hal ini dilihat sebagai langkah kooperatif terhadap penjajah yang dapat memperlemah basis perlawanan rakyat.

Masa Kemerdekaan
Perubahan politik Jepang dengan dibomnya Nagasaki dan Hiroshima membukan perlawanan rakyat Indonesia untuk melucuti senjata militer Jepang. Kekalahan fasis militer dibelahan dunia terhadap sekutu-sekutu yang disponsori oleh Amerika Serikat (akhirnya menyerah terhadap sekutu) menjadi momentum yang diambil oleh gerakan pemuda pelajar Indonesia dengan muncullnya organisasi-organisasi : Pemuda Republik Indonesia, Gerakan Pemuda Republik Indonesia, Indonesia Muda, dll. Pada selanjutnya pemuda dan pelajar menyelenggarakan kongres pemuda seluruh Indonesia yang sangat penting artinya mematuhi undang-undang, membentuk dan memperkuat laskar, mengisi jabatan-jabatan penting di pemerintahan dan mematuhi pimpinan yang mengajak Revolusi Nasional dan Revolusi Sosial maka lahirnlah organisasi-organisasi seperti : PMKRI, HMI, Serikat Mahasiswa Indonesia, dan organisasi-organisasi terpelajar serta fungsional lainnya. Pada masa ini gerakan pemuda dan mahasiswa mencoba memperkuat penolakan terhadap usaha pendudukan militer Belanda dengan agresi untuk kedua kalinya.


GERAKAN MAHASISWA 1966

Dalam orientasi gerakan mahasiswa selanjutnya yang mulai menggugat hubungan sosial dalam kapitalisme, fasisme, feodalisme, imperialisme, komunisme, sisa peninggalan Belanda dan Jepang yang diformasi dalam pola kepemimpinan politik dalam mengatur masyarakat banyak. Kemudian sejarah mencatat kehidupan mahasiswa Indonesia tidak pernah sepi dari kegitan politik. Kehidupan kemahasiswaan tidak pernah terlepas dari aktivitas dunia politiknya. Pemilu 1955 adalah pemilu I yang dilaksanakan oleh pemerintah yang diikuti oleh banyak partai politik. Dapat dilihat bahwa kehidupan politik pada waktu itu adalah sistem multi partai dengan sistem aliran politik yang menjadi identitas kelompok. Begitu juga halnya dengan gerakan mahasiswa, pada waktu itu berafiliasi dengan mereka. CGMI berafiliasi dengan PKI, GMNI-PNI, HMI-MASYUMI, GEMASOS-PSI, PMKRI-PK. Hal ini sangat rentan dan laten dalam perpecahan dalam memperebutkan konstituennya, apalagi isu yang dibawakan pada waktu itu adalah soal isu “kiri” dan “kanan”. Hal ini tentunya juga punya implikasi politik yang panjang selama Demokrasi terpimpin yang diterapkan oleh Soekarno dalam masa kepimpinannya dengan konsep NASAKOM. Hal ini yang membuat pertentangan di parlemen ketika partai-partai Islam memasukkan “Piagam Jakarta” dalam amendemen konstitusi 1945, dan menjadi latara belakang dibubarkannnya parlemen.
Pertentangan elite politik dan gerakan mahasiswa dimanfaatkan oleh militer dengan memasuki gerakan pemuda dan mahasiswa dan melakukan depolitisasi dengan mengadakan kerjasama. Dan ini dapat kita lihat ketika gerakan mahasiswa 1966 “dibelakang” mereka adalah militer. Kemunculan komite/kesatuan aksi seperti KAMI, KAPPI, KAPI, dan organisasi yang lain yang pada umumnya berjuang untuk menentang rejim lama. Tuntutan yang terkenal pada waktu itu dengan sebutan TRITURA.

ISI TRITURA :

01. BUBARKAN PKI
02. TURUNKAN HARGA
03. Perbaikan ekonomi.
Disamping itu juga mereka melihat pelaksanaan roda pemerintahan yang demoralisasi dan korupsi serta kebijkan pemimpin yang menggayang Malasya serta memuka poros dengan peking yang tidak disenangi sebagian aksi militer yang cenderung ke barat. Mereka menggalang aksi di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan diberbagai kota lain. Tuntutan eskalasi ini sampai pada turunnya Soekarno akibat desakan mahasiswa dan mencapai puncaknya dengan pembubaran PKI dimana-mana yang sebelumnya mahasiswa dan pemuda melakukan perlawanan dengan membuka FRONT secara nasional untuk menggayang PKI.
Namun kelemahan mahasiswa ’66 ini secepat itupula dikooptasi menjadi alat penguasa untuk membungkam suara kritis mahasiswa dan menjadi apolitis. Hal ini terlihat bahwa setelah Soekarno turun mereka menganggap persoalan selesai, dan mereka balik “kembali ke kampus”. Makanya tepat apa yang dikatakan Soe Hok gie gerakan mahasiswa seperti “Resi”. Dengan kongres mahasiswa KAMI yang sebelumnya melebur diri menjadi PPMI sebagai organisasi federative mahasiswa, membuat tidak ubahnya mereka seperti neo-CGMI yang menjadi alat kooptasi dari orde baru. Mereka ramai-ramai masuk lembaga parlemen dengan alasan untuk memperbaiki keadaan yang telah rusak akibat pola dari orde lama namun mereka tidak lebih sebagai alat kooptasi dari rezim orde baru yang membangun negara pada sandaran kapitalistik dan militerisme sebab inilah penyokong orde baru dengan sekber golkar yang dibidangi militer sebagai legitimasi pemerintahan Soeharto.

Masa 1970 - Sekarang

Setelah orde baru berdiri tegak dengan ditopang oleh militer, terjadi perubahan politik yang sangat cepat di republik ini. Perubahan bidang politik dan ekonomi menjadi dasar kerangka dalam tindakan gerakan mahasiswa awal 1970-an. Perubahan dibidang ekonomi yang cenderung liberal-kapitalistik. Mulainlah Soeharto membangun oligarki bidang ekonomi dengan menguasai alat-alat vital hajat hidup orang banyak yang memakai sistem kronisme untuk memperkaya diri. Dibidang politik Soeharto melakukan “penyederhanaan” partai politik dengan melebur mereka dengan undang-undang tentang fusi politik dan mulailah partai secara organisasi dikebiri dan depolitisasi secara perlahan-lahan. Sentralisme kekuasaan total berada ditangan Soeharto. Tingkat organisasi mahasiswa juga mulai dibreteli dengan masuknya tokoh ‘66 dalam lembaga parlemen yang sebagian teman-temannya menolak untuk masuk sistem orba, misalnya Soe Hok Gie, Arief Budiman, dll. Keberadaan mereka didalam pemerintahan ternyata tidak dapat berbuat apa-apa yang punya cita-cita ingin memperbaiki keadaan yang ditinggalkan rezim lama. Malahan mereka jadi “tuan meneer” baru yang mau dijual beli perjuangannnya. Gelagat orde baru yang mulai melenceng dari cita-cita semula mulai terlihat. Muncullnya demo penentangan proyek mercu suar ingin membangun miniatur Indonesia yang dikenal dengan membangun TMII, aksi golput yang dihimpun oleh Arief Budiman dkk, Gerakan Anti Korupsi mendapat perlawanan dari penguasa dan tindakan agresif dari militer. Mahasiswa bergerak lagi awal januari tepatnya tanggal 15 tahun 1975 yang lebih dikenal dengan peristiwa MALARI dimana mahasiswa menolak sikap pemerintah yang membuka pintu pada dominasi modal asing (kapitalis, terutama Jepang). Gerakan ini akhirnya menimbulkan kerusuhan di kota Jakarta namun tidak mendapat dukungan luas dalam hal pengorganisasian dan perencanaan secara nasional. Tentunya pukulan bagi gerakan mahasiwa pada waktu itu adalah ditangkapinya pemimpin gerakan dan dijebloskan ke penjara dengan tindakan subversif terhadap negara.
Empat tahun kemudian 1978, mahasiswa ITB Bandung dan kemudian diikuti mahasiswa lainnya turun ke jalan. Mereka meneriakkan soal kebobrokan sistem orde baru mulai dari pemerintahan yang korupsi, pembodohan terhadap rakyat, pendidikan yang mahal, demokrasi yang tidak sehat, sehingga memunculkan gerakan-gerakan dengan pernyataan sikap tidak menginginkan Soeharto kembali menjadi presiden RI. Ditengarai bahwa mahasiswa sudah terlibat dengan yang namanya politik praktis maka pemerintah memberlakukan hadiah bagi mahasiswa dengan NKK/DKK sebagai alat untuk “memutus” mahasiswa dari luar kampus terutama politik.
Setelah digebuk penguasa militer dengan oposisi, termasuk gerakan mahasiswa tiarap. Gerakan mahasiswa melakukan konsolidasi melalui kelompok-kelompok diskusi/studi, dan kemudian mengambil strategi melakukan pengorganisasian terhadap basis massa rakyat. Advokasi mahasiswa atas kasus rakyat memunculkan demonstrasi seperti : kedung ombo, cimacam, waduk Nipah, dll. Inilah yang mewarnai gerakan mahasiswa di masa tahun 80-an dan awal tahun 90-an. Dari modal belajar mengorganisasi bersama rakyat dilembah penggemblengan inilah bekal untuk membangun organisasi baru yang solid serta konsolidasi gerakan.

Masa Reformasi 1998 dan Transisi Kekuasaan

Gerakan mahasiswa ’98 tidak bisa dilepaskan dari gerakan mahasiswa sebelumnya-gerakan 27 juli 1996- dimana setelah represi yang dilakukan oleh rezim orde baru, gerakan oposisi lumpuh. Kalau mahasiswa 1978 melakukan advokasi dengan kasus rakyat untuk memulai kembali perlawanannya, mahasiswa 1998 berangkat dari kampus-kampus. Demonstrasi dimulai dari kampus-kampus dengan mengangkat isu kampus maupun merespon situasi politik/ekonomi yang sedang mengalami krisis yang terjadi ketika itu maka mulailah dibentuk komite-komite aksi maupun solidaritas aksi yang taktis ini sangat efektif dalam meradikalisasi kampus sebagai pembangunan basis perlawanan. Perlawanan semakin resisten ketika mereka keluar dari kampus untuk menyampaikan tuntutannya. Sebelum keluar mahasiswa sudah dihadapkan dengan yang namanya gas air mata dan peluru dan tindak kekerasan militer di lapangan terhadap pengunjuk rasa. Situasi ini semakin membangkitakan solidaraitas mahasiswa seluruh Indonesia, bak jamur yang tumbuh subur melakukan perlawanan tanpa dikomando sampai banyak yang tertembak dan terluka. Intinya semakin ditekan gerakan mahasiswa semakin melawan. Mahasiswa melihat bahwa sumber permasalah di Indonesia ini adalah Soeharto, militer dan sistem yang anti demokrasi. Mulailah mahasiswa menyuarakan dari turunkan harga sampai turunkan Soehato dan keluarga (kroninya), tolak dwi fungsi ABRI, dll.

1 comment:

  1. Cari situs Poker terpercaya dengan persentase menang besar? Mengapa kamu tidak mencoba peruntungan dan juga keahlian kamu di Jagodomino???

    Mengapa harus Jagodomino?
    Sebab di Jagodomino persentase untuk bisa menang itu lebih besar, selain itu Jagodomino memberikan bonus yang lumayan besar yakni bonus cashback setiap hari hingga 0.3% - 0.5% dan bonus referral 20% Hanya dengan minimal deposit 15ribu bisa saja kamu JUARA POKER berikutnya..

    Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24/7 melalui :
    * LIVECHAT Jago188(dot)net
    * PIN BBM : 2AF6F43D
    * WA : +855717086677
    * LINE : Jagodomino

    Salam Sukses Jagodomino

    ReplyDelete